.::.

Selasa, 19 Oktober 2010

Santet Bag 1

Mbah….aku ingin janda yang ada di foto ini hidup sengsara, diserang penyakit dan jatuh miskin. Aku sakit hati mbah karena pinanganku ditolaknya “. Dusmin meminta tolong kepada mbah kantong karena dia dendam kepada marni yang telah menolak pinangannya.

He…he….he….itu masalah gampang bagi saya. Yang terpenting kamu siap menanggung resikonya “. Kata dukun santet itu sembari mengelus-elus jenggot panjangnya.
Baik mbah, aku siap menanggung resikonya “. Jawab dusmin
Sekarang kamu boleh pulang. Nanti malam saya akan mengirim teluh kepada wanita itu “. Pungkas mbah dukun
Saat sepertiga malam tiba, dukun santet itu melancarkan serangan teluhnya kepada marni. Cahaya merah seperti bola api terbang melayang melintasi atap rumah janda itu lalu menghilang tepat di balik rumahnya.
Di dalam rumahnya, marni sedang bersenandung lirih dengan tasbih ditangannya selesai bertahajud. Dia selalu melakukannya setiap sepertiga malam. Kecuali saat dia berhalangan ketika datang bulan.
Pagi tiba, rumah juragan dusmin ramai dikunjungi orang.
 ” Apa yang terjadi di rumah pak dusmin ? “. Tanya marni kepada salah seorang yang baru saja mengunjungi rumah juragan tanah yang juga rentenir kampung itu.
Juragan dusmin sekarat, dia muntah darah dan dadanya hitam seperti terbakar. Padahal dia tadi malam terlihat baik2 saja saat mengikuti kampanye calon kepala desa “. Jawab orang itu
Inalillahi wa inailaihi rajiun….baiklah aku akan menengoknya “. Jawab marni dengan raut muka ketakutan

google image
google image
# Santet ga bakalan bisa nandingi kekuatan sholat malam. Wallahu a’lam…..       


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More